Motivasi Bagi Teman yang Sedang Merangkak
Banyak
orang buka usaha ingin cepat-cepat meraup hasilnya. Akhirnya dengan
segala cara ditempuh, yaitu dengan cara-cara instan dan trik-trik
menjual yang saya lihat di lapangan kebanyakan merugikan konsumen, dan
secara jangka panjang justru akan merugikan usaha itu sendiri. Trik-trik
tersebut saya ibaratkan seperti menyuntikkan obat kimia untuk
mempercepat pertumbuhan pada ayam potong. Hanya dalam umur 28 hari sudah
sama besar dengan ayam kampung berumur setahun dan siap dipotong. Betul
besar badannya, tapi banyak potensi penyakitnya.
Ada
orang pasang tulisan besar “Rp 5000” di depan etalase toko buahnya.
Kemudian dipajang buah-buah yang segar dan cantik di depan. Yang penting
orang datang dulu, masuk toko dulu. Baru nanti jika orangnya membeli,
diberitahu bahwa yang harga 5 ribu itu buah sortiran yang ada di
keranjang bawah. Orang akan sungkan atau gengsi jika tidak jadi beli. Ini
adalah trik yang bisa membahayakan toko ini secara jangka panjang.
Disamping itu toko-toko lain akan kena imbasnya. Ada lagi beberapa toko
dan supermarket yang seakan menurunkan harga dengan mencantumkan coretan pada harga lama
dan membesarkan pada harga baru. Padahal sejatinya harganya juga
segitu. Untuk bisnis warung, motor-motor di toko tetangga diminta untuk
ditaruh di warung supaya terkesan warungnya ramai. Ada lagi yang
membayar para tukang ojek atau lainnya untuk meramaikan warung secara
rutin. Di sekitar saya, banyak warung atau depot menggunakan model
seperti ini, bahkan sebagian pakai kupon gratisan, sehingga pada
masa-masa awal buka warung terlihat sangat ramai, tetapi hanya sedikit
dari mereka yang tetap bisa ramai pada bulan-bulan berikutnya.
Saingan harga dengan tetangga.
Ada teori “harga turun, volume naik”, atau bahasa pedagang kaki
limanya “meski untungnya kecil, tapi yang terjual banyak, toh jadinya
juga akan untung besar.” Model saingan harga seperti ini akan berdampak
kurang bagus bagi komoditas itu sendiri, karena umumnya kualitasnya akan
semakin rendah dan pelayanan menurun. Masih ingat saingan gila-gilaan
produk layanan operator seluler?
Dan banyak contoh-contoh trik yang lain.
Dan banyak contoh-contoh trik yang lain.
TRIK
adalah cara praktis yang hanya berfungsi untuk memperkenalkan di awal.
Trik digunakan sebagai alat pancing agar orang mengarahkan perhatiannya
kepada kita. Bisa kita lihat di sekitar kita banyak orang berjualan
dengan bermacam-macam trik yang bagus. Sebagian dari mereka sukses besar
di awal dengan triknya tersebut, kemudian apakah mereka bisa terus sustainable
atau tidak tergantung bagaimana mereka bisa terus istiqomah atau tidak.
Jadi bukan sekedar gebrakan di awal, hangat-hangat tahi ayam. Saya
katakan, kebanyakan trik itu melalaikan bahkan memancing kita untuk
bermain tidak jujur.
Saya ibaratkan TRIK itu seperti ini:
Misalnya saya ingin mengenal Paijo lebih dekat secara cepat karena ada suatu keperluan tertentu, padahal saya tidak kenal dia
sama sekali, tidak punya teman yang kenal baik dengan dia, juga tidak
kenal dengan temannya satupun. Caranya begini, ketika dia jalan
berpapasan dengan saya, saya dengan tiba-tiba melihat dia dan pura-pura
membelalakkan mata serta berkata: “Hei, Budi! Kamu koq ada disini. Bulan
kemarin katanya kamu berangkat ke Hongkong?”
Si Paijo tentunya kaget, heran, dan bilang bahwa saya salah orang.
Tetapi saya tetap pura-pura ngotot bahwa dia adalah Budi. Lalu ngeyel
dan ngeyel…terjadilah komunikasi yang lebih lama. Akhirnya dengan
memakai cara pura-pura tersebut saya bisa kenal dia.
Apakah saya seperti itu dikatakan tidak jujur atau berbohong? Begitulah karakteristik kebanyakan Trik itu. Kita tidak dilarang menggunakan trik. Tetapi berhati-hati untuk berbuat tidak jujur itu perlu, bahkan wajib.
Apakah saya seperti itu dikatakan tidak jujur atau berbohong? Begitulah karakteristik kebanyakan Trik itu. Kita tidak dilarang menggunakan trik. Tetapi berhati-hati untuk berbuat tidak jujur itu perlu, bahkan wajib.
Apakah bisa membangun bisnis tanpa trik?
Banyak
bisnis yang dibangun dengan cara tradisional yang akhirnya sukses dan
bertahan puluhan tahun. Sebaliknya, banyak sekali pula bisnis yang
dibangun dengan cara modern yang akhirnya sukses besar di awal, tetapi
mati dalam waktu yang tidak terlalu lama. Bisnis yang bisa bertahan lama
membutuhkan kesabaran dan keistiqomahan. Tentunya semua orang berharap
bisnisnya bisa bertumbuh cepat dan bertahan lama. Silahkan Anda memacu
motor Anda dengan kencang, tetapi Anda harus senantiasa menyiapkan
jempol kaki kanan Anda di atas rem.
Seorang
anak manusia dilahirkan ke dunia. Mulai bayi hingga baligh belum bisa
mandiri, tidak bisa menghidupi diri sendiri. Bahkan pada usia segini
sangat rawan terkena penyakit. Sehingga butuh perhatian dan penjagaan
yang ekstra, ASI yang cukup, dan cakupan gizi yang memadai, kemudian
disekolahkan. Baru setelah dewasa mulai bisa mandiri menghidupi dirinya,
bahkan bisa mensuply kebutuhan orang tua dan keluarganya.
Nah,
membangun bisnis seyogyanya seperti halnya memelihara anak. Saat usaha
Anda baru lahir (awal berdiri), jangan terburu-buru untuk diharapkan
hasilnya (untungnya). Butuh pembiayaan dan investasi jangka panjang.
Panjangnya waktu pemeliharaan akan sebanding dengan umur usaha tersebut.
Kata
bijak hari ini: “Semua orang bisa membangun semangat dan motivasi
tinggi ketika ingin memulai usaha, tetapi hanya sedikit orang yang bisa
mempertahankan motivasi tersebut dalam waktu yang lama."
No comments:
Post a Comment